Recent Posts

aku, mahasiswi guru

Rasanya tidak mungkin bisa merangkap mahasiswi sekaligus guru, jelas karena perbedaan lapangan dan pekerjaan. Tapi saya benar - benar merasakannya. Setelah 6 tahun menempuh jenjang pendidikan KMI -setara dengan SMA- saya diberi amanat untuk melanjutkan perjuangan di Gontor Putri 1. Dalam sistem KMI seorang murid menempuh pendidikan selama 4 - 6 tahun, setelah lulus mereka akan diberi kesempatan untuk mengaplikasikan ilmu dan pengalamannya di lembaga pendidikan seluruh Indonesia selama satu tahun atau lebih.

Saat diberi kesempatan untuk berkhidmat di GP1 saya merasa ini sebuah bless, rahmat yang benar - benar luar biasa dan bermakna bagi saya. Dalam masa ini saya dan ratusan yang laim dipercaya untuk menjadi ustadzah, guru sekaligus mahasiswi. Disinilah pelajaran hidup yang begitu berharga saya dapat.

Sebagai seorang guru dengan intensitas mendidik benar-benar fullday -24 jam- diluar dan didalam kelas, maka saya diharuskan menjadi contoh yang baik bagi seluruh murid sebanyak 3500 siswa. Dikatakan 24 jam karena guru dan murid hidup dalam lingkungan yang sama, sebuah lingkungan yang telah dirancang sedemikian rupa dengan nilai-nilai ma'hadi, religi, akademi, dan intelektual yang kuat, kami menyembutnya Kampung Nan Damai.

Layaknya seorang guru, saya harus menulis sebuah buku untuk persiapan mengajar atau i'dadu tadris. Ini adalah sebuah keharusan, karena guru harus mempunyai persiapan yang  matang sebelum masuk kelas dan disesuaikan dengan silabus yang ada. Sehingga tidak ada kesalahan saat mengajar dari segi teori maupun praktik.

Setelah kepadatan mengajar, saya juga mempunyai beberapa kelas mata kuliah di sore dan malam hari. Tentu saja, Unicersitas saya masih dalam lingkup asrama, bahkan tidak keluar seinchi pun dari pintu gerbang. Ini satu dari sekian banyak hal yang patut disyukuri, saya merasa benar - benar dijaga, dididik dan diperhatikan. Mahasisiwi yang identik dengan tugas dan karya tulis menumpuk juga saya lakoni. Namun, beginilah Gontor mendidik saya. Dan saya sangat bangga akan hal itu. Dengan kegiatan yang padat 24 jam, guru yang juga mahasiswi dengan jumlah 400 orang dituntut mampu mengatur waktu. Santriwati pun sama, kegiatan yang padat membuat mereka berpikir keras untuk memanage waktu mereka, hingga tanpa sadar terciptalah pribadi yang teratur dan terorganisir.

Ritme kehidupan yang begitu indah ini benar - benar melekat dibenak saya. Hingga padatnya kegiatan terasa begitu menyenangkan. Begitulah kira-kira Gontor mengajarkan arti  ikhlas, sederhana, berdikara, ukhuwwah islamiyah dan kebebasan.

0 komentar: